Pencarian

Kamis, 20 Juni 2013

Sepekan Suhu Udara Tidak Sehat

368 Masyarakat terserang ISPA
20 Juni 2013 - 08.59 WIB

DUMAI(DP)-KABUT asap tebal yang menyerlimuti Dumai sangat mempengaruhi kualitas udara. Selain gangguan kesehatan, dampak tersebut juga menyebabkan pada aktivitas masyarakat. Tak hanya itu, dampak lainya musibah kabut asap dari pembakaran lahan ini, rentan dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) kepada warga. Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai, Marjoko, ketika dikonfirmasi wartawan diruang kerjanya mengatakan, dari laporan mingguan seluruh Puskesmas yang ada di Kota Dumai, terjadi peningkatan angka kunjungan pasien yang mengeluhkan ISPA. Disebutkannya, 0sejak minggu pertama Juni tepatnya pada minggu ke-22 tahun ini, jumlah pasien ISPA yang mengeluhkan ke Puskesmas yang ada di Dumai tercatat sebanyak 368.


“Secara data penderita ISPA sejak beberapa minggu belakangan terjadi peningkatan. Namun, tidak seluruh dari angka peningkatan tersebut disebabkan oleh kabut asap. Jumlah tersebut yang dirangkum oleh Dinas Kesehatan dari sembilan Puskesmas yang ada di Dumai,” kata Kadiskes Dumai, Rabu (19/6).
Minggu selanjutnya yakni minggu ke-23 jumlah kunjungan pasien dengan keluhan yang sama mengalami peningkatan. Jumlah pasien yang datang berobat dengan keluhan penyakit terkait ISPA tersebut jumlahnya mencapai 368. Grafik kunjungan pasien ke Puskesmas yang ada di Dumai tersebut masih terus menunjukan angka {peningkatan pada Minggu ke-24. 

“Dari data laporan yang diberikan oleh Puskesmas ke Diskes Dumai, tercatat jumlah kunjungan pasien yang mengeluhkan ISPA sebanyak 393. Peningkatan jumlah kunjungan pasien dengan keluhan ISPA tersebut, tidak serta merta seluruhnya disebabkan oleh kabut asap,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai. 
Meskipun, keberadaan kabut asap tersebut menganggu kesehatan yang memberikan andil cukup besar untuk menyerang saluran pernafasan warga. Dijelaskanya, penyakit ISPA merupakan penyakit yang paling banyak diderita warga. Jumlah penderitanya selalu berada pada urutan pertama terbanyak dibandingkan dengan penyakit-penyakit lain. 

“Jadi ada faktor lain juga yang menyebabkan ISPA. Seperti debu, panas dan kondisi lingkungan tak sehat lain termasuk juga kabut asap. Jadi tidak seluruh penderita yang tercatat itu disebabkan oleh kabut asap saja. Sehingga , dari angka yang disebutkannya itu, meskipun pasti ada, tidak seluruhnya yang disebabkan oleh kabut asap,” katanya.
Berdasarkan data, dijelaskannya, setiap pekan terjadi peningkatan penderita ISPA dengan perkiraan 4-5 persen atau 0,8-1 persen per hari. Kabut asap yang didalamnya terkandung banyak partikel halus, diakuinya dapat menganggu saluran pernafasan. Sehingga dapat pemicu terserang ISPA.

Kondisi yang tak sehat tersebut sebaiknya diantisapi oleh warga. Ia mengimbau warga agar tidak beraktivitas di luar ruangan jika tidak ada hal yang penting. Ia juga mengimbau, bagi yang terpaksa harus tetap keluar rumah atau berpergian, tetap melakukan antisipasi. Seperti dengan menggunakan masker untuk menutup hidung. 
“Antisipasi sangat lebih baik. Ditunjang dengan melaksanakan pola hidup sehat dan mengurangi kegiatan diluar rumah terutama bagi usia rentan sangat beresiko tinggi terkena ISPA. Yaitu, anak bawah lima tahun (Balita), ibu hamil, usia lanjut dan penderita sakit asma. Selain itu kita harapkan masyarakat untuk menggunakan pelindung lainya seperti helm,” harapnya.

Sebelumnya, Diskes telah membagikan 25 ribu masker kepada masyarakat. Masker tersebut telah diberikan di beberapa persimpangan jalan utama di Dumai dengan Cuma-cuma. Menurutnya pembagian masker tersebut sebagai pemberitahuan, bahwa warga harus menggunakan alat pengaman agar tidak mendapatkan gangguan dari kabut asap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar