Pencarian

Kamis, 20 Juni 2013

Yuk! Pesta Duren di Dumai Barat

Selasa, 18 Juni 2013 pukul 12.30 WIB

Dumai – Selain medan, Kota Dumai juga terkenal dengan duriannya yang manis dan wangi. Daerah yang paling banyak menghasilkan durian yang enak dan nikmat yaitu daerah Pelintung. Buat penyuka durian, dijamin puas dan tak ingin berhenti makan. Jangan lupa mencicip saat traveling ke sini.

Musim durian di Kota Dumai biasanya setahun sekali, sekitar bulan Juni sampai akhir november. Jadi kalau Anda ingin makan durian sepuasnya, silakan datang di bulan-bulan tersebut.
Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 25 ribu. Mungkin harganya tidak terlalu beda dengan durian di kota-kota besar seperti Medan. Namun di Dumai dijamin Anda tak akan tertipu.
“Kalau durian Medan kadang kita beli empat buah, yang enak dimakan cuma dua. Kalau di sini nggak ada yang busuk dan yang nggak enak dimakan, rata-rata semuanya enak dimakan” ujar kak eri salah satu penggemar durian.
Ukuran durian di Dumai biasanya tidak terlalu besar. Tapi jangan salah, durian di sini manis-manis. Apalagi cewek-ceweknya, pun manis-manis juga. Hehehe!
Penjual durian di Dumai bisa ditemukan di jalan sukajadi dan di jalan raya bukit datuk. Yang berjualan disana pun ramai, anda bisa kesana pada siang hari hingga malam. Atau anda bisa juga langsung ke daerah Pelintung, makan durian sambil melihat keindahan Pantai Puak. Hmm...kebayang enaknya!!! 
Kalau malam hari, penjual durian makin banyak. Tentu saja, pilihannya pun makin banyak. Tempat lainnya adalah di jalan dock. Kalau di jalan dock, anda tidak hanya bisa menemukan durian saja, ada juga yang berjualan buah-buahan seperti mangga, kelapa dan lainnya yang bisa juga dicicipi. Hmmm, yummy!

Perlu Pengaturan Penggunaan BBM Subsidi

Ketika Daerah Mengikuti Keputusan Pusat
18 Juni 2013 - 09.17 WIB

DUMAI(DP)-Rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis premium dan solar yang akan diumumkan oleh Pemerintah Pusat, dalam aplikasi penggunaan atau yang mendapatkan BBM tersebut harus diatur sehingga penyalurannya tepat sasaran. “Saya tak bisa mengatakan mendukung atau menolak kenaikan BBM yang akan diumumkan pemerintah tersebut, karena itu semua merupakan kebijakan pusat. Sedangkan daerah sifatnya hanya mengikuti keputusan yang sudah ditetapkan tersebut dan menjalakan sesuai aturan,”kata Prapto Sucahyo Politisi Partai Demokrat Kota Dumai, Senin (17/6).



Dia menilai setakat ini realisasi program BBM subsidi tak tepat sasaran, lain itu kurangnya kesiapan pemerintah dalam menerapkan programkan BBM non subsidi. Kenapa demikian ? Sebab, lihat saja mobil-mobil pengangkut CPO dan turunannya yang lalu lalang di Kota Dumai seluruhnya menggunakan solar subsidi.

Hal ini sudah tidak benar, seharusnya mereka menggunakan BBM solar non subsidi sebab mereka masuk dalam golongan pengusaha yang nota bene sudah mapan dalam perekonomian. 
“Seharusnya mobil itu tak menggunakan BBM subsidi melainkan non subsidi, pertanyaannya, setakat ini pemerintah masih belum menyediakan pompa pengisian BBM khusus non subsidi tersebut serta pengawasan di sejumlah SPBU tak ada sehingga mereka tetap saja menggunakan BBM subsidi. Kalau begini yang terjadi, subsidi BBM yang seharusnya untuk masyarakat miskin justru dinikmati oleh masyarakat mampu,”jelas Prapto yang juga anggota DPRD Dumai ini.

Lain itu, karyawan PT Chevron PT Pertamina serta pemerintah daerah yang seharusnya menggunakan BBM non subsidi atau premium tetapi realisasinya mereka masih menyusui BBM yang disubsidi pemerintah. Hal ini sangat ironis sekali, posisinya hak-hak orang miskin dirampas oleh orang kaya. Sebab BBM subsidi yang seharusnya untuk masyarakat miskin jutru dinikmati oleh mobil-mobil mewah jenis mercy,fortuner, camry yang mayoritas dimiliki oleh orang-orang yang ekonominya mapan.

Kalau BBM subsidi ingin tepat sasaran realisasinya perlu pengawasan dan kesiapan pemerintah dalam menyiapkan pompa pengisian BBM non subsidi. Sama halnya dalam penerapan minyak tanah non subsidi kepada masyarakat.(wan)

Sepekan Suhu Udara Tidak Sehat

368 Masyarakat terserang ISPA
20 Juni 2013 - 08.59 WIB

DUMAI(DP)-KABUT asap tebal yang menyerlimuti Dumai sangat mempengaruhi kualitas udara. Selain gangguan kesehatan, dampak tersebut juga menyebabkan pada aktivitas masyarakat. Tak hanya itu, dampak lainya musibah kabut asap dari pembakaran lahan ini, rentan dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) kepada warga. Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai, Marjoko, ketika dikonfirmasi wartawan diruang kerjanya mengatakan, dari laporan mingguan seluruh Puskesmas yang ada di Kota Dumai, terjadi peningkatan angka kunjungan pasien yang mengeluhkan ISPA. Disebutkannya, 0sejak minggu pertama Juni tepatnya pada minggu ke-22 tahun ini, jumlah pasien ISPA yang mengeluhkan ke Puskesmas yang ada di Dumai tercatat sebanyak 368.


“Secara data penderita ISPA sejak beberapa minggu belakangan terjadi peningkatan. Namun, tidak seluruh dari angka peningkatan tersebut disebabkan oleh kabut asap. Jumlah tersebut yang dirangkum oleh Dinas Kesehatan dari sembilan Puskesmas yang ada di Dumai,” kata Kadiskes Dumai, Rabu (19/6).
Minggu selanjutnya yakni minggu ke-23 jumlah kunjungan pasien dengan keluhan yang sama mengalami peningkatan. Jumlah pasien yang datang berobat dengan keluhan penyakit terkait ISPA tersebut jumlahnya mencapai 368. Grafik kunjungan pasien ke Puskesmas yang ada di Dumai tersebut masih terus menunjukan angka {peningkatan pada Minggu ke-24. 

“Dari data laporan yang diberikan oleh Puskesmas ke Diskes Dumai, tercatat jumlah kunjungan pasien yang mengeluhkan ISPA sebanyak 393. Peningkatan jumlah kunjungan pasien dengan keluhan ISPA tersebut, tidak serta merta seluruhnya disebabkan oleh kabut asap,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai. 
Meskipun, keberadaan kabut asap tersebut menganggu kesehatan yang memberikan andil cukup besar untuk menyerang saluran pernafasan warga. Dijelaskanya, penyakit ISPA merupakan penyakit yang paling banyak diderita warga. Jumlah penderitanya selalu berada pada urutan pertama terbanyak dibandingkan dengan penyakit-penyakit lain. 

“Jadi ada faktor lain juga yang menyebabkan ISPA. Seperti debu, panas dan kondisi lingkungan tak sehat lain termasuk juga kabut asap. Jadi tidak seluruh penderita yang tercatat itu disebabkan oleh kabut asap saja. Sehingga , dari angka yang disebutkannya itu, meskipun pasti ada, tidak seluruhnya yang disebabkan oleh kabut asap,” katanya.
Berdasarkan data, dijelaskannya, setiap pekan terjadi peningkatan penderita ISPA dengan perkiraan 4-5 persen atau 0,8-1 persen per hari. Kabut asap yang didalamnya terkandung banyak partikel halus, diakuinya dapat menganggu saluran pernafasan. Sehingga dapat pemicu terserang ISPA.

Kondisi yang tak sehat tersebut sebaiknya diantisapi oleh warga. Ia mengimbau warga agar tidak beraktivitas di luar ruangan jika tidak ada hal yang penting. Ia juga mengimbau, bagi yang terpaksa harus tetap keluar rumah atau berpergian, tetap melakukan antisipasi. Seperti dengan menggunakan masker untuk menutup hidung. 
“Antisipasi sangat lebih baik. Ditunjang dengan melaksanakan pola hidup sehat dan mengurangi kegiatan diluar rumah terutama bagi usia rentan sangat beresiko tinggi terkena ISPA. Yaitu, anak bawah lima tahun (Balita), ibu hamil, usia lanjut dan penderita sakit asma. Selain itu kita harapkan masyarakat untuk menggunakan pelindung lainya seperti helm,” harapnya.

Sebelumnya, Diskes telah membagikan 25 ribu masker kepada masyarakat. Masker tersebut telah diberikan di beberapa persimpangan jalan utama di Dumai dengan Cuma-cuma. Menurutnya pembagian masker tersebut sebagai pemberitahuan, bahwa warga harus menggunakan alat pengaman agar tidak mendapatkan gangguan dari kabut asap.